bad thoughts
Aku melihatnya menatap kearahku, menyeringai seram. Berbadan jauh lbh besar bahkan dbanding etnis kaukasia sekalipun. Mukanya mengerikan spt yg dgambarkan d film2 itu.
Dia menatapku dr ceruk lemari lantai atas yg seringkali kosong, berdiri terpaku dsana. Mukanya hitam, matanya merah menyala. Aku tak berdaya, akalku dkalahkan oleh ketakutan. Ketakutan oleh hal yg tak nyata. Mulutku kelu tak sanggup melafalkan ayat2 AlQuran. Otakku memerintahkan paru2ku tetap menjemput oksigen, agar aku tetap sadar dan meraih batas.
Batas takut atas setan. Atas sesuatu yg jahat dan tak kasat mata..
30detik.
Sekarang, kurasakan makhluk itu berjalan kearahku. Besar dan mengerikan..
Dan, dia ada dsekitar, memutariku.
Yah.. dsekitarku.
Hawa ddalam kamar panas, tdk dingin spt biasa. Keringatku bercucuran, ragaku lemas tp otot leher, wajah & badanku kaku tak bisa bergerak. Aku tidak pasti, apakah aku sdg bermimpi atau bahkan tak tidur samasekali. Tapi mataku nyalang terbuka.
30detik yg lain.
Itulah yg kurasakan saat kurasakan mahkluk itu ada. 1menit lamanya, tp rasanya seperti separoh malam. Mulutku mulai membaca Ayat2 sebanyak2nya.
Saat itulah hati jadi tenang, perasaan itu hilang, rasa takutpun sirna.
Well, karena sebenarnya, aku tidak melihatnya. Aku bs merasakan dia ada, aku membayangkan dia ada. Aku tau dia ada, pori2 tubuh dan bulu kudukku yg mengkonfirmasi kehadiran mahkluk itu. Tapi dia tak ada dlm jangkauan optikku. Dan aku tidak lagi takut, karena aku tidak benar2 melihatnya..
Menyesal aku, sblm berangkat tidur, tdk berdoa, tdk berwudhlu, setidaknya membasuh kaki..
Ooh Subuh, cepatlah datang..
Seperti itulah juga, mungkin dg firasat2 buruk. Terhadap orang, thdp sesuatu, thdp hidup thdp masa depan kita.
Dia tinggal dalam pikiran kita. Tak terbantahkan, kdg dia menguasai dan membuat kita banyak melakukan keputusan hidup yg keliru, dan dosa2 lain karena pikiran buruk itu sendiri. Bergunjing, berspekulasi, bicara menyakitkan, membully, memfitnah, menyakiti..
Tak terhindari dia akan selalu datang, dsaat yg membahagiakan, menyenangkan. Dia berbisik melalui angin, menyampaikan isu2 gelisahnya lewat kisi2 jendela rumah kita. Berkolaborasi dg kepenatan hidup, berteman dg kekecewaan diri sendiri. Menyergap serentak seperti pasukan british yg mengalahkan napoleon di waterloo, tidak peduli suhu yang sedang -5°. Kalap.
Sedang, prejudice ato prasangka, adlah hasil dr pemikiran2. Lebih pada pemikiran negatif. Negatif tidak selalu buruk. Dia hanya harus ada. Karena baik tdk perlu kt pikirkan, buruklah yg harus kt khawatirkan.
Agar kita siap. Siap menghadapinya.
Seperti mata uang yg bersisi dua. Itulah segala sesuatunya, selalu ada baik dan buruk. Hitam dan putih. Kiri dan kanan. Positif dan negatif. Benar dan salah.
Hmm apalagi?
Ok, cukup itu dulu
Bbrp teman yg berpikiran dangkal, mengatakan aku selalu berpikiran negatif. Bbrp yg sdh mengenalku lama, akan tau bhw aku hny bergaya bicara sarkastik. Well, aku sendiri menganggap diriku kritis, realist. Hehe, such a cliche.
Klise, sebuah pembenaran diri.
Aku selalu memberi penilaian buruk utk memunculkan kebaikan di akhir cerita. Agaknya begitulah aku ingin menangkap segala sesuatunya, menyimpan yg baik untuk terakhir, save the best for last.
Bukankah kita harus menyiapkan diri atas hal yg terburuk yg bisa terjadi pada kita?
Seperti metafora (yg tdk sepenuhnya fiktif) yang berkaitan dg deskripsiku ttg mahkluk astral diatas, prasangka buruk ttg kebaikan seseorang, teman baru, ato hal yg lain. Dapat kita hindari dg membersihkan diri dr penyakit jiwa spt cemburu, iri, tak mau tersaingi.
Yang bisa kita lakukan adalah bersyukur atas apa yg kita miliki, berbesar hati atas keberuntungan seseorang, karena toh keberuntungan tak akan selamanya.
Percaya bahwa ada naik turunnya tingkat hidup.
Semua ada masanya, semua punya jatahnya. Dan taatlah! Apapun agamamu, taatlah. Karena ajaran agama, membuat kita tetap berjalan d jalur yg semestinya.
Everybody has their own victory (dbaca: every dog will have his day) pastilah..
Trus, kenapa mesti repot? Then, why we even bother?
Jadi itulah yg harus kalian lakukan.
Sementara aku, biarlah aku tetap jd diriku sendiri. Kritis, realist, sdkt sarcastic.
Jadi mengertilah kalian, jika dmasa kecil otakmu dpenuhi oleh cerita2 misteri, detektif, konspirasi politik, kriminal. Tak ada kartun ato komik bergambar. Tak ada cinderella dan putri2 yg lain?
621 buku, I counted, tidak termasuk kho ping hoo (for those which I'd rather not to discuss, lol) HANYA d masa kecil?
Busy, isn't it?
Dmasa sekarang, aku bisa melihat everybody capable to do anything, even bad things.
Motif dan kesempatan. That's a crime will do. When there is a motif and chance.
See, jika kau punya masalah, jangan biarkan dirimu mempunyai keduanya ato jangan berikan alasan pd org lain utk menjahati kita,It's a big NO.
Oleh karenanya, aku selalu adil. Setidaknya aku berusaha.
Mengulas keburukan utk memunculkan kebaikan.
Melakukan penilaian? Serahkan padaku. I'm kind of expert.
Just a gift to be able to see the dark side of people. Bbrp wajah punya garis yg sama, cenderung bersifat dan berperilaku sama. Setidaknya begitulah gambaran dr para tokoh yg kubaca dlm buku2ku. Kita bisa mengendalikan ato mengenali kejahatan, rohani dan jasmani. Kejahatan fisik dan pikiran.
Bukankah sifat dan perilaku memang sudah ada ilmunya? Dan setiap hari kita berinteraksi dg para subyek?
C`est facil. It's easy.. Bukan?
Seperti setan yg berkeliaran tak terlihat mata, begitulah pula kejahatan manusia.
It waits, in the dark..
Jangan beri dia motif. Jangan beri dia kesempatan.
Epilog:
Ba`da Ashar.
Tidak ada siapa2 drmh selain aku yg sdg membaca. Kedua pembantu dan anak2ku sdg bermain dtaman kompleks.
Terdengar suara langkah kaki yg berat d lantai atas dan suara lemari kayu yg dbuka, sangat jelas sekali.
Dia dsana. Dia diatas..
Lindlesmo, Rumah Sulfat, some times at august 2007
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda