Kamis, 19 Maret 2015

move on

Ada alasan kenapa aku kurang nyaman dg istilah ini.
Move on.
Seperti sebuah propaganda untuk menentang seluruh maksud hati dan melakukan hal yg benar2 berlawanan.
Sangat mudah dinasehatkan dan hampir tidak mungkin dilakukan.
Apalagi buatku. Buatku, begitulah istilah 'move on' itu.

Sudah hampir setahun kami resmi berpisah. Tak semenitpun aku tidak mengingat laki2 itu.
Semakin keras kuingat hal ikhwal kami berpisah, semakin hal itu membuatku menyesal. Bagaimana aku bisa membiarkan diriku terbawa emosi, sehingga perpisahan itu terjadi.
Semakin kuat aku memikirkan sebab perpisahan kami, semakin dalam sesal berurat akar.
Tak ada lagi amarah, lupa sudah aku sebab musabab. Dan andai waktu dapat kuputar. Akankah semua jadi lebih benar? Atau memang beginikah takdir kami? Atau memang jodoh kami hanya berhenti disini?
Karena, jika kami masih berjodoh, pasti dahulu kami tidak akan mudah berpisah, kami akan mencari cara untuk bertahan, bukan?
Iya kan? Kan?

Sejenak ku bertanya2 dalam hati, arti kata 'move on'. Siapakah orang keji yang menciptakan istilah: move on, ini? Apakah mereka tau rasanya?
Apakah mereka benar2 pernah mengalami nya?
Untuk moving on, melanjutkan hidup tanpa orang yg dsayangi? Tanpa orang yg dulu menjadi partner saat kita merancang masa depan berdua, teman tertawa, bercanda, bercerita.. Bisakah?
Ah sudahlah..
Pasti mereka tak tau rasanya

Aku dengar dari beberapa teman, dia sudah menemukan seseorang. Dia sudah 'move on' kata mereka.
Ya Allah, bagaimana mungkin? Apa dia lupa dg segala hal yg pernah kami lakukan bersama? Kenapa dia sudah lupa, sedang aku tidak?
Satu hal lagi, kenapa dia baik2 saja, sedangkan aku tidak baik2 saja..

Lama sudah aku merana dalam kesendirian. Lama sudah aku memendam kesedihan. Keluargaku nampak terlihat khawatir. Sedih kan juga menular. Ini tidak adil buat mereka. Aku tau, tak ada orang yg bisa merubah keadaan ini selain diriku.
Aku tau.
Malam ini akan kusudahi drama ini, kuambil wudhlu sebelum berangkat tidur. Telah lama aku bersimbah airmata setiap malam menjelang. Kusetel alarm dg niat bangun di sepertiga malam ini.
Akan kutemui Penciptaku, akan kuserahkan seluruh kepedihan dalam sujud panjang. Akan kuminta agar hatiku dikuatkan, diikhlaskan dan dibaikkan.
Cukup sudah aku memikirkan diriku saja, bagaimana dg bapak ibuku, saudara2ku. Mereka juga membutuhkan kasih sayangku. Jika laki2 itu sudah baik2 saja, maka akupun harus demikian. Aku tak mau hidup tapi mati. Jika dia sudah bahagia, aku juga berhak mendapat hal yg sama. Aku paham tak lagi muda, tapi aku juga harus bisa bahagia lagi.

Aku tau, pasti ada seseorang yg bernasib sama denganku di belahan dunia yg luas ini. dan kami hanya perlu menemukan satu sama lain.
Hanya masalah waktu.
Yaa, hanya masalah waktu, untuk satu hari nanti, aku menatap hidup dg penuh semangat, memasang senyum diwajah, tak lagi membenci istilah itu dan membenci siapapun yg menasehatkannya.

Dan, suatu hari aku akan mengenang hari ini dg perasaan biasa2 saja, karena hatiku sedang dpenuhi rasa cinta akan seseorang yang baru, dan akan kubisikkan pada angin, aku telah move on..


LindlesMo
Untuk seorang sahabat..

1 Komentar:

Pada 17 Agustus 2016 pukul 12.25 , Blogger Unknown mengatakan...

Why dont you create a book of your life ? And try to get a sponsor , i have read all of your story , you're soo talented . I hope you have a great succes of your life , and i hope i can to see you just like a friend meet friend :) i just need your suggest of my relathionship maybe you can help me ?

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda