Selasa, 31 Maret 2015

heaven on earth

Kami ada d section yg sama.
Wanita itu bertampang cantik, bermake up sedikit tebal. Highly maintenance, i can see. Dia berkonsentrasi pd baju2 dalam gantungan. Ku dengar dia menghardik anaknya dg kasar karena mengganggu konsentrasi belanjanya.
Killer.
Cukup lama dia dsitu, sehingga sang suami harus berdehem memberi peringatan bhw waktunya untuk pergi. Tapi wanita itu, membalas dg nada dingin, sinis dan tak mengharap persetujuan. Sang suami menurut, mengkerut, adem spt sayur yg terlalu lama dlm kulkas.
Tyran.

Sangat menarik.
Dsaat beberapa wanita mengalami kdrt dr suami. Wanita ini jelas bukan salah satunya. Dia buas. Dia adalah kontradiksi dr sila ke 2 Pancasila. Dia nampak tak berperikemanusiaan dan berperikeadilan. Dia nampak absolut.
Dtatapannya, demokrasi sudah mati.

Come on women.. please..
Andai engkau tau, betapa banyak wanita yg mendambakan jadi Ibu? Beberapa pasangan menghabiskan banyak uang dan penantian bertahun2 agar dkarunia seorang anak. Karena saat beranjak tua, anak2lah yg kita punya, yg kita banggakan. Dan saat kita berpulang, doa merekalah yg menyelamatkan kita disana?

Dan taukah kamu, betapa banyak wanita yg mengharapkan dnikahi dan berkeluarga?
Bersyukur bahwa kita pny seorang laki2 yg kita panggil, suami. Seorang dg siapa kt berbicara d pagi hari, bertengkar atas hal2 tak penting dsiang hari dan bertemu laki2 yg sama saat malam kita berangkat tidur?

Well, itu juga surga!

Cherish it..


Lindlesmo

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda